hidayah

Seperti biasa di pagi subuh ini aku berusaha untuk melaksanakan kewajiban shalat berjamaah di masjid dekat rumah ku, dan seperti biasanya pula aku melalui jalan yang melewati pangkalan ojek. Selalu saja ketika aku melewati pangkalan ojek tersebut selalu sudah ada satu atau dua orang tukang ojek yang siap dengan motornya, menunggu penumpang yang naik. Kemungkinan aku dan mereka bersamaan saat keluar rumah masing-masing atau bahkan mungkin mereka lebih dahulu. Bedanya hanya di tujuan perjalanan kami, kalau mereka ke pangkalan ojek, sementara aku menuju masjid. Alangkah sayangnya nya pikirku dalam hati, sudah menyempatkan diri bangun pagi-pagi tetapi tidak dimanfaatkan waktunya untuk menunaikan perintah Allah. Bahkan kadang malah ada yang tidak shalat subuh. Padahal setiap hari mereka mendengar dengan jelas sekali seruan adzan dari masjid, dan melihat orang yang lalu lalang di depan mata mereka menuju masjid untuk melaksanakan shalat jamaah, bahkan kadang ada yang berlari lari mempercepat langkah karena takut ketinggalan shalat berjamaah. Rupanya semua itu tidak menjadikan hati mereka melunak untuk menuntun kaki nya menuju masjid bersama dengan orang-orang, tetapi hati nya tetap keras membatu. Tidak mau berubah. Padahal itu pemandangan yang mereka lihat setiap hari selama berbulan bulan atau mungkin malah bertahun tahun. Tetapi tidak ada niat dan upaya mereka untuk ikut bersama orang-orang menuju masjid.
Ada kisah serupa dengan di atas tapi berbeda di akhir cerita. Ada seorang teman, sebut saja Fulan, yang ketika masih kuliah rajin ke masjid untuk mengikuti kegiatan keislaman. Suatu saat karena pekerjaan Fulan harus pindah ke luar jawa. Akhirnya sampailah Fulan di sebuah daerah yang baru yang Ia tidak kenal siapa pun. Mau meneruskan pengajian tapi ke siapa mesti melapor, ada godaan setan yang membuat Fulan lama vakum dalam kegiatan keislaman. Padahal ia melihat suasana yang di inginkan tersebut. Sampai akhirnya Fulan berusaha menghubungi teman yang dulu aktif juga di masjid, yang kerjanya tidak jauh dari nya, ingin bertemu dan main ke sana. Singkat cerita bertemulah mereka, dan dari bincang-bincang mereka, akhirnya temannya tadi siap membantu untuk mempertemukan Fulan dengan temannya yang tinggal se daerah dengan Fulan. Akhirnya tidak lama dari pertemuan tersebut, Fulan di datangi oleh orang yang kemudian mengajak pada kegiatan-kegiatan seperti yang pernah dilakukan di kampus dulu. Dan Fulan kembali menemukan dunianya yang sempat hilang hampir selama 6 bulan.
Dua kisah di atas ada kemiripan, tentang bagaimana orang yang dihadapkan pada sebuah kebaikan dan kebaikan itu ada di depan mata, jelas kelihatan. Tapi ternyata ujung dari kisah tadi berbeda, yang satu tetap ‘istiqamah’ pada kebiasaan yang salah, apapun yang terjadi di depan mata tidak mampu merubah hatinya. Hatinya tetap keras seperti batu. Sementara pada kisah yang kedua berujung pada perubahan yang terjadi pada diri Fulan, perubahan menuju kepada kebaikan. Mengapa berbeda ujungnya? Jawabannya adalah karena yang satu pasrah pada keadaan, tidak ada usaha, sementara satu berusaha untuk mendapatkannya, dengan usaha. Itulah hidayah.
Ibarat buah mangga yang ranum yang masih menempel pada ranting pohonnya, sementara di bawah pohon tadi ada bocah kecil yang mengharapkan dapat memakan buah mangga tersebut. Apa yang harus dilakukan bocah kecil tadi? Apakah cukup dengan berdiam diri saja menunggu mangga jatuh? Tidak. Itu sama saja dengan menunggu hujan emas turun dari langit. Bagaimana seharusnya yang ia lakukan? Tentu bocah tadi berusaha mencari bambu untuk mendapatkan mangga atau dengan memanjat pohon lalu memetiknya. Begitu lah gambaran hidayah. Hidayah sudah ada dan di depan kita, tinggal bagaimana usaha kita untuk mendapatkannya. Tanpa ada sebuah usaha jangan harap hidayah akan turun kepada kita.
Betapa banyak disuguhkan di depan kita hal-hal yang dapat membawa kepada kebaikan, membawa kepada perintah Allah atau menjauhkan dari larangan Nya. Betapa banyak ayat-ayat kauliyah dan kauniyah yang jelas terpampang di depan batang hidung kita, tetapi semua itu seakan tidak nampak, tidak terasakan oleh jiwa kita. Atau kadang terasakan, tapi pada saat-saat tertentu. Seperti saat terjadi angin puting beliung yang mengobrak abrik rumah dan pepohonan, saat itu semua orang berteriak ‘ Allah, Allah……… Sesaat saja, begitu angin berlalu mereka lupa dengan apa yang mereka teriakan tadi. Padahal semua jelas terjadi dan semua merasakan peringatan alam, setelah itu semua tinggal kenangan.
Tentunya kita paham, seberapa besar keutamaan yang akan Allah berikan kepada orang-orang yang bangun di sepertiga malam, kemudian menangis karena takut dengan Allah SWT. Mereka dijamin aman dari teriknya matahari ketika dikumpulkan di padang mahsyar, dimana saat itu matahari diletakkan di atas kita sehingga ada yang keringatnya sampai lutut, dada, bahkan ada yang tenggelam oleh keringatnya sendiri. Tapi orang yang rajin shalat malam selamat. Tapi… berapa gelintir umat muslim yang rutin mau bangun di sepertiga malam dan meneteskan air mata ? Sementara kalau untuk menonton pertandingan sepak bola, mereka mampu bangun dan melotot selama dua jam. Inilah kalau kita tidak melakukan usaha ke arah sana, hanya membaca dan mendengarkan ceramah tentang keutamaan shalat malam, tetapi tidak ada niat dan usaha untuk bangun malam.
Setiap masjid pasti menyerukan adzan lima kali dalam sehari, dan semua masjid sekarang memakai pengeras suara dalam adzan. Tentunya semua orang mendengar panggilan suci Allah ini, untuk segera menunaikan kewajiban shalat berjamaah di masjid. Tetapi, coba lihatlah di masjid-masjid ketika shalat lima waktu. Berapa shaf kah? Rata-rata cuma dua, tiga, atau empat shaf. Apalagi ketika waktu subuh, satu shaf sudah bagus. Ke mana umat muslim saat itu? Tidak mungkin mereka tidak mendengar adzan, tidak mungkin mereka sakit semua, tidak mungkin mereka sedang melakukan safar semua? Itulah hidayah apabila tidak disertai sebuah usaha untuk meraihnya, akan lepas begitu saja.
Allah SWT melalui kekuasaanya sudah menunjukkan berbagai hidayah dan jalan kepada kita untuk meraihnya, dan jalan itu adalah jalan kebaikan, jalan kebahagiaan, tetapi kenapa hati kita masih keras untuk menggapainya? Niat dan berusaha lah untuk menggapai hidayah.
(hdn)

kedudukan ilmu tauhid dalam islam

Iman adalah Asas Amal (الإِيْمَانُ أَسَاسُ العَمَلِ)
Mengapa Allah SWT tidak menerima amal kecuali dari mukmin (yang beriman kepada Allah dengan iman yang sesuai syariat Islam)?
Sebab orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, tak mengharapkan pahala dari-Nya, tidak takut dengan hukuman-Nya, beramal tanpa pernah menginginkan keridhaan-Nya, dan tak peduli apakah yang mereka lakukan halal atau haram, maka mereka jelas tidak berhak memperoleh ganjaran pahala atas amal mereka meskipun amalnya baik. Karena mereka adalah orang-orang kafir (mengingkari kenabian Muhammad SAW) yang tidak berusaha mencari agama Allah yang benar, tidak mau mendengar penjelasan ilahi yang dibawa oleh para rasul alaihimussalam, di samping itu, jika mereka mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepada mereka, mereka mengolok-olokkannya, sehingga wajar kalau amal mereka tertolak dan mereka mendapat sangsi atas kekafiran mereka.
وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَّنثُورًا [٢٥:٢٣]
Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan,[1] lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan. (QS. Al-Furqaan: 23).
مَّثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ ۖ أَعْمَالُهُمْ كَرَمَادٍ اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ ۖ لَّا يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُوا عَلَىٰ شَيْءٍ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الضَّلَالُ الْبَعِيدُ [١٤:١٨]
Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. (QS. Ibrahim: 18)
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِندَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ ۗ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ [٢٤:٣٩]
Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya. (24: 39).
Sebagai contoh :
John (misalnya) masuk ke sebuah kebun besar yang bukan miliknya, ia menemukan beragam buah-buahan di dalamnya, lalu ia makan dan minum serta melakukan berbagai perbuatan: mencabut beberapa pohon dan menanam pohon yang lain tanpa seizin pemilik kebun. Sementara Muhsin (misalnya) masuk ke dalam kebun yang sama namun ia berkata pada dirinya sendiri: “Saya tidak akan melakukan apa-apa sebelum saya bertemu dengan pemilik kebun atau orang yang ditugaskan oleh pemilik kebun mewakilinya.” Lalu ia mulai mencarinya. Pada saat bertemu, pemilik kebun marah dan menolak apa yang dilakukan oleh John tapi John tidak peduli dan tetap melakukan apa yang ia kehendaki tanpa izin pemilik kebun. Sedangkan Muhsin mendengarkan dan mentaati semua arahan pemilik kebun. Siapakah yang berhak mendapat penghargaan dari pemilik kebun, John ataukah Muhsin? Apakah John berhak mendapatkan ucapan terima kasih apalagi bayaran atas apa yang telah ia lakukan meskipun baik?
Orang yang berakal pasti berkata bahwa Muhsinlah yang berhak mendapat penghargaan karena ia menuruti arahan dan aturan pemilik kebun, sedangkan John tidak memperolehnya karena perintah dan larangan dari pemilik kebun telah ia ketahui namun ia tak mau peduli, sehingga meskipun ada sebagian perbuatannya dianggap baik tetap saja ia tidak berhak memperoleh penghargaan.
Demikianlah, bumi ini dan semua isinya adalah milik Allah secara mutlak, para rasul-Nya adalah wakil Allah di bumi, orang yang beriman seperti “si Muhsin” yang beramal sesuai petunjuk Allah Penciptanya, dan orang kafir seperti “si John” yang berperilaku tanpa mau mengikuti petunjuk dan syariat Allah dan berpaling dari apa yang telah disampaikan rasul-Nya.
B.   Pintu Islam : Dua Kalimat Syahadat (بَابُ الإِسْلاَمِ : الشَّهَادَتَانِ)
Mengapa Islam menjadikan dua kalimat syahadat sebagai rukun yang pertama?
Sebab kalimat syahadatain kita adalah:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إلهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ
Pengakuan dan pernyataan dengan syahadat pertama berarti: Anda meyakini dan membenarkan bahwa alam semesta ini ada Pencipta yang telah mengadakannya dari ketiadaan, mengatur dan menyempurnakannya, bahwa Dialah satu-satunya yang berhak disembah – tak ada sekutu bagi-Nya – bahwa Anda adalah salah satu ciptaan-Nya. Sedangkan  syahadat kedua berarti Anda beriman, membenarkan dan meyakini bahwa Muhammad adalah utusan Allah SWT, Dia mengutusnya dengan membawa petunjuk dan penjelasan tentang hal-hal yang halal yang diridhai-Nya dan penjelasan tentang yang haram yang menyebabkan murka-Nya, bahwa dengan ketaatan Anda mengikuti Muhammad SAW berarti Anda telah merealisasikan ketaatan kepada Allah. Dan sudah sama-sama kita ketahui bahwa jika Anda tidak beriman dengan tauhid maka syahadat Anda dapat dikatakan batal atau tidak diterima.
JADI, kita harus mempelajari ilmu tauhid agar syahadat kita diakui, keislaman kita benar, dan agar amal kita diterima di sisi Allah SWT.
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ [٤٧:١٩]
Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah. (QS. Muhammad: 19)
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ [٣:١٨]
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Ali Imran:18).
Oleh karena itu, ilmu tauhid adalah dasar semua ilmu agama dan sekaligus ilmu yang paling baik.
C.   Kesimpulan (الخُلاَصَةُ)
  • Allah SWT tidak akan menerima amal orang-orang kafir, Dia hanya menerima amal mereka yang muslim (beriman kepada Allah sesuai syariat yang dibawa rasul-Nya).
  • Alasannya: karena orang kafir bisa jadi melakukan amal yang baik namun tidak menginginkan keridhaan Pencipta dan Pemilik dirinya bahkan ia tidak peduli apakah Allah ridha atau murka, maka ia berhak dihukum dan tak berhak mendapat pahala.
  • Pintu masuk Islam adalah dua kalimat syahadat. Sedangkan syahadat tidak akan sempurna jika seseorang tidak mengetahui ilmu tauhid. Oleh karenanya ilmu tauhid adalah ilmu paling penting menurut agama Islam.

Catatan Kaki: [1]Yang dimaksud dengan amal mereka di sini ialah amal-amal mereka yang baik-baik yang mereka kerjakan di dunia, amal-amal itu tak dibalas oleh Allah karena mereka tidak beriman.

ibuku slalu memberiku

ibuku slalu memberiku


Dan Kami telah perintahkan kepada manusia (berbuat baik ) kepada kedua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu bapakmu, dankepadakulah kembalimu.” (Luqman: 14)
Ibu adalah satu kata yang paling berkesan dalam hidup manusia. “Mama”, “Bunda”, “Enyak”, “Emak”, “Ummi” atau apa pun sebutannya, maksudnya tetap merujuk kepada seorang wanita yang melahirkan Kita puluhan tahun yang lalu. Adalah fitrah jika seorang manusia menghormati dan menghormati orang yang berjasa pada dirinya, apalagi mencintai dan menyayangi ibunya karena ibu telah begitu banyak berkorban, memberi dan memberi kepada anak-anaknya… Karena itu, tulisan ini didedikasikan agar setiap pembaca menghayati pengorbanan ibunya dan dapat bersyukur kepada Allah dan kemudian kepada ibu bapaknya. Karena setiap manusia di muka Bumi pasti terlahir dari seorang ibu. Setiap kita pasti pernah mengalami kehidupan dalam sebuah alam yang terhormat dalam perut seorang perempuan selama lebih kurang 9 bulan 10 hari. Alam kandungan merupakan  tempat persinggahan yang kokoh sebelum lahir ke muka Bumi… Dia bernama “rahim”, nama yang sama dengan salah satu nama Allah yaitu “Ar-Rahim” (Yang Maha Penyayang).
Kenanglah Pemberian Ibu
Ibu teramat sangat besar jasanya bagi hidup seseorang. Tidak dapat dibandingkan dengan manusia mana  pun. Sungguh keliru jika orang menganggap ada orang lain yang lebih berjasa bagi dirinya selain Ibunya sendiri. Sebelum orang lain melihat Anda lahir sebagai penduduk Dunia, ibulah yang pertama kali merasakan keberadaan Anda dalam tubuhnya. Dialah yang mensuplai Anda makanan, merawat dan memelihara Anda selama dalam kandungan… Saat itu, dalam tubuh ibumu terdapat dua jiwa yang salahsatunya harus dipersiapkan untuk menjadi seorang manusia…  Dalam alam rahim inilah seluruh perasaan cinta dan kasih ibu dicurahkan  terhadap anaknya, dengan perkenan dan idzin Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang…
Mengandung seorang bayi bukanlah menggendong barang yang bisa istirahat di saat yang diinginkan. Sang jabang bayi melekat dengan tubuhnya dan menjadi parasit yang menggerogoti kekuatan Sang Ibu. Dari waktu ke waktu bertambah berat dan menyulitkan.. Sungguh jarang ibu mengeluh, meskipun ada sedikit keluhannya namun dia tetap dalam keadaan bangga dan penerimaan yang tulus terhadap keberadaan Anda di dalam tubuhnya…  Untuk mengapresiasi para ibu, peristiwa ini digambarkan Allah di dalam Al qur-an,
Dan Kami telah perintahkan kepada manusia (berbuat baik ) kepada kedua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu bapakmu, dankepadakulah kembalimu. (Luqman: 14)
Anda tidak akan dapat membayangkan betapa sakitnya ketika seorang ibu ketika melahirkan seorang bayi..  Apalagi membayangkan ibu Anda sendiri sewaktu melahirkan Anda puluhan tahun yang lalu… Dia bergulat dengan maut, dia mempertaruhkan selembar nyawanya untuk kehadiran Anda sebagai penduduk Dunia… Tidak jarang Ibunda  mengalah, dia harus wafat meninggalkan anaknya yang lahir sebagai bayi.. Kebahagiaan seorang ibu terjadi ketika anak tersebut lahir dengan selamat…, mendengar tangis bayinya untuk pertama kali. Mungkin dia bukan orang pertama yang melihat wujudnya dengan kedua biji mata, namun dapat dipastikan dialah yang paling bahagia saat itu… Dengan wajah penuh peluh, perasaan harap dan cemas dalam keadaan tubuh yang teramat letih dan lelah seolah-olah dia bertanya, “Bagaimana dia suster..?”… Itulah luapan cinta yang tak terhingga..
Tidak sampai disitu saja, Ibunda telah menyediakan seluruh perhatian dan kasih sayangnya kepada bayi yang baru lahir tersebut. dia menggendongnya, menyusukannya, merawat dan memeliharanya, memberi makanan dan membersihkannya… Di malam hari ibu harus bangun karena anaknya bangun dan minta disusui… Tidak ada waktu tersisa selain untuk merawat dan menjaga sang bayi… Menyusukan ini adalah berbagi makanan dengan anak yang disusukannya.. Menurut Ilmu Kedokteran susu ibu tidak tergantikan nilai kandungan gizinya dengan susu mana pun di muka bumi.  ASI (Air susu ibu) yang diberikan secara cukup kepada seorang anak akan menentukan kesehatan dan ketahanan fisik anak tersebut di masa yang akan datang.
Bagaimana dengan ayah (bapak)? Pada saat anak dalam kandungan; sudah bagus jika ayah mau memberi kasih sayang kepada isteri yang mengandung anaknya.. Pada saat persalinan, sang Ayah biasanya hanya diam saja menunggu di luar tempat persalinan dengan harapan agar kerja keras isterinya berhasil. Alangkah bagusnya jika dia hadir di samping pembaringan isterinya, memberi semangat dan dorongan kepada calon ibu tersebut… Realitanya, kebanyakan kaum Bapak merasa tidak kuat menyaksikan persalinan atau karena alasan lain sehingga tidak di tempat… Pada waktu Anda bayi ayah sedikit menggendong anaknya dibandingkan ibu.. Apalagi untuk membersihkan kotoran atau kencing sang bayi…
Bukan untuk membanding-bandingkan, Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi wa Sallam ketika ditanya tentang “Siapakah orang yang paling pantas untuk mendapatkan pelayanan terbaikku” menjawab dengan “Ibumu!!!”. Pertanyaan ini diulang sampai tiga kali dan masih dijawab dengan “ibumu”. Setelah keempat kali barulah Rasulullah Shollallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, “Kemudian ayahmu”.  Ini menggambarkan kedudukan ibu yang begitu tinggi. Hadits yang membicarakan keutamaan ayah dan ibu cukup banyak. Seperti, “Ridhollah fi ridhol walidain wa sukhtullah fi shukhtil walidain” (Ridho Allah terletak pada ridho kedua orangtua kemurkaan Allah terletak pada kamarahan kedua orangtua)
Ayah adalah orang bertanggung jawab kepada keluarga, perannya juga sangat penting dalam hidup Kita. Kerjasama yang baik kedua orangtua dalam melahirkan memelihara, dan mendidik anak ; itulah yang membuat Kita hadir di muka bumi sampai saat ini . Allah Subhanahu wa Ta’ala menekankan peranan ayah ibu dalam berbagai ayatnya. Kemudian mewajibkan kaum muslimin untuk senantiasa berbuat baik kepada keduanya (birrul walidain).
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap
mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
waktu kecil.” (Al Isra: 22)
Mampukah Kita Membalas?
Lantas dengan apakah Kita membalas semua kebaikan orangtua? Dapatkah Kita memberikan kasih sayang yang serupa kepada keduanya sebagaimana mereka menyayangi Kita diwaktu Kita kecil?
Hanya orang-orang berpekerti luhur dan mulia akan bersikap baik kepada kedua orang tua. Mereka tahu kedudukan serta kemuliaan ayah bundanya… dia dapat merasakan tatkala mencium tangan ibu atau bapak-nya seolah-olah dia bersujud dengan Ruh dan perasaan-nya laksana bersujud kepada Allah, dia mendapatkan jati diri yang sebenarnya sebagai suatu rahasia dalam kehidupan. Semua itu menjadi bukti penghargaan dan  penghormatan kepada kedua oang tua. Dalam ajaran Islam, saking pentingnya berbuat baik kepada kedua orangtua seorang anak wajib mencintai, menghormati dan memelihara kedua orangtuanya… walaupun keduanya musyrik atau berlainan agama. Keduanya berhak untuk diberi kebaikan dan pemeliharaan bukan mentaati dan mengikuti kemusyrikan atau   agamanya. Allah Azza wa jalla berfirman,
Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya.
Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah
kamu kerjakan. (Al Ankabuut: )
Al-Bazzar meriwayatkan hadits dari Buraidah dari bapaknya bahwa ada seorang lelaki yang sedang thawaf sambil menggendong ibunya, lalu dia bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: ” Apakah dengan ini saya  sudah menunaikan haknya?” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Belum! Walaupun secuil”. Di zaman sekarang sering Kita temukan anak-anak yang memperlakukan Ibu atau ayahnya bagaikan pembantu atau pelayan. Kata-kata dan nasihat orangtuanya tidak didengar dan dipelajari secara seksama. Sering membentak dan menyakiti hati salah satu atau keduanya…
Bagaimanakah cara sebaiknya agar seseorang berbakti kepada orangtua ?? “Kasih ibu sepanjang hayat kasih anak sepanjang jalan”, itulah ungkapan yang sering muncul dalam mengungkapkan hubungan seseorang dengan ibunya. Sekarang ini, pernahkah Anda renungkan bagaimana sebenarnya sikap Anda terhadap ibu Anda. Coba renungkan sejenak apa saja jasa yang Anda berikan kepadanya…
Mungkin di antara Anda ada yang mengatakan, “Aku memberinya tempat tinggal”, “Aku membiayainya sewaktu dirawat di rumah sakit”.. Sebenarnya bukan itu yang diharapkan orangtua dari Anda… Yang diinginkannya adalah “kasih sayang”.  Setidaknya ada lima kriteria yang menunjukkan bentuk bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya:
Pertama, Jangan ada penilaian yang tidak mengenakkan keduanya dikarenakan terlihat atau tercium dari kedua orang tua kita sesuatu yang tidak enak. Akan tetapi memilih untuk tetap bersabar dan beharap pahala kepada Allah dengan hal tersebut.
Kedua,  jangan menyusahkan kedua orang tua dengan ucapan yang menyakitkan.
Ketiga, berbicara dengan suara dan kata-kata yang lemah lembut kepada keduanya diiringi dengan sikap sopan santun yang menunjukkan penghormatan kepada keduanya.
Keempat, berdoa memohon kepada Allah agar Allah menyayangi keduanya sebagai balasan kasih sayang keduanya terhadap kita, “robigh lii wa li-waa lidayya war ham humaa kamaa robbayaanii soghiroo” (ya Allah ampunilah aku dan kedua orangtuaku  dan ampunilah sayangilah keduanya sebagaiman ameeka menyayangi daku sewaktu kecil)
Kelima, selalu bersikap tawadhu’ dan merendahkan diri kepada keduanya,
dengan menaati keduanya selama tidak memerintahkan kemaksiatan kepada Allah serta sangat berkeinginan untuk memberikan apa yang diminta oleh keduanya sebagai wujud kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya.  Agar menjadi  anak berbakti perhatikan syarat-syarat berikut,
•  Lebih mengutamakan ridha dan kesenangan kedua orang tua daripada ridha diri sendiri, isteri, anak, dan seluruh manusia.
•  Selalu menaati orang tua dalam semua apa yang mereka perintahkan dan mereka larang baik sesuai dengan keinginan anak ataupun tidak sesuai dengan keinginan anak.
•  Berupaya memberikan untuk kedua orang tua kita segala sesuatu yang kita ketahui bahwa hal tersebut disukai oleh keduanya sebelum keduanya meminta hal itu.

dalil TUGAS SEORANG ROSUL

TUGAS SEORANG ROSUL

1. تبليغ الرسالة menyampaikan risalah :
Q.S Al-maidah : 67
67. Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia[430]. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

[430] Maksudnya: tak seorangpun yang dapat membunuh nabi Muhammad s.a.w.


2. معرفة الله Mengenal Alloh SWT :
Q.S Al-Anam : 101 - 102

101. Dia Pencipta langit dan bumi. bagaimana dia mempunyai anak padahal dia tidak mempunyai isteri. dia menciptakan segala sesuatu; dan dia mengetahui segala sesuatu.
102. (yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, Maka sembahlah Dia; dan dia adalah pemelihara segala sesuatu.


3. يدعو الى التوحيد : Mengajak kepada Tauhid
Q.S Al-Ambiya : 25
25. Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku”.


4. بشـيرا ونذيرا : memberi kabar gembira kepada orang mukmin dan memberi peringatan kepada orang kapir
Q>S> Al-Anam : 48
48. Dan tidaklah kami mengutus para Rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan[474], Maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.

[474] Mengadakan perbaikan berarti melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik untuk menghilangkan akibat-akibat yang jelek dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan.


5 . يهدي الى صراط المستقيم : menunjukkan jalan yang lurus
Q.S. Al-Mu’min : 38
38. Orang yang beriman itu berkata: "Hai kaumku, ikutilah aku, Aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar.
Q.S. Maryam : 43
43. Wahai bapakku, Sesungguhnya Telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, Maka ikutilah aku, niscaya Aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.

6. تزكيّة النّفس : membersihkan jiwa manusia
Q.S. Al- Imrom : 164
164. Sungguh Allah Telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.


Q.S. Al-Jumu’ah : 2
2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,


7. حجّة للنّاس : sebagai hujjah bagi manusia
Q.S. An-Nisa : 165
165. (mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Q.S. Shod : 28
8. memimpin umat dengan system Robbani

26. Hai Daud, Sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah Keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, Karena mereka melupakan hari perhitungan.


Q.S. Al-Fath : 29

9. memimpin umat menjadi satu jamaah
29. Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud[1406]. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu Kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya Karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

7 pintu neraka

“Neraka mempunyai tujuh pintu, untuk masing-masing pintu di huni (sekelompok pendosa yang ditentukan)” (Qs al Hijr :44) . Diriwayatkan bahwa ketika Jibril turun membawa ayat di atas tadi, Nabi saw memintanya untuk menjelaskan kondisi neraka. Jibril menjawab: “Wahai Nabi Allah, sesungguhnya di dalam neraka ada tujuh pintu, jarak antara masing- masing pintu sejauh tujuh puluh tahun, dan setiap pintu lebih panas dari pintu yang lain, nama-nama pintu tersebut adalah: . 1. Hawiyah (arti harfiahnya: jurang), pintu ini untuk kaum munafik dan kafir. 2. Jahim, pintu ini untuk kaum musyrik yang menyekutukan Allah. 3. Pintu ketiga untuk kaum sabian (penyembah api). 4. Lazza, pintu ini untuk setan dan para pengikutnya serta para penyembah api. 5. Huthamah (menghancurkan hingga berkeping-keping), pintu ini untuk kaum Yahudi. 6. Sa’ir (arti harfiahnya: api yang menyala-nyala), pintu ini untuk kaum kafir. . Tatkala sampai pada penjelasan pintu yang ketujuh, Jibril terdiam. Nabi saw maminta Ia untuk menjelaskan pintu yang ketujuh, Jibril pun menjawab: “Pintu ini untuk umatmu yang angkuh”; yang mati tanpa menyesali dosa-dosa mereka. Lalu, Nabi saw mengangkat kepalanya dan begitu sedih, sampai beliau pingsan. Ketika siuman beliau berkata: “Wahai jibril, sesunggguhnya engkau telah menyebabkan kesusahanku dua kali lipat. Akankah umatku masuk Neraka?” Kemudian Nabi saw mulai menangis. Setelah kejadian itu, beliau tidak berbicara dengan siapapun selama beberapa hari, dan ketika sholat beliau menangis dengan tangisan yang sangat memilukan. Karena tangisannya ini, semua sahabat ikut menangis, kemudian mereka bertanya: “Mengapa beliau begitu berduka?” Namun beliau tidak menjawab. Sayyidah Fathimah az-Zahra melihat – karena tangisan yang tidak terhenti- wajah Nabi menjadi pucat dan pipinya menjadi cekung. Sebagaimana yang di ceritakan oleh Kasyfi, bahwa bumi tempat beliau duduk telah menjadi basah dengan air mata. Sayyidah Fathimah as berkata kepada ayahnya, semoga hidupku menjadi tebusanmu, “Mengapa Ayahanda menangis?” Nabi saw menjawab, “Ya Fathimah, mengapa aku tidak boleh menangis?, karena sesungguhnya Jibril telah menyampaikan kepadaku sebuah ayat yang menggambarkan kondisi neraka. Neraka mempunyai tujuh pintu, dan pintu-pintu itu mempunyai tujuh puluh ribu celah api. Pada setiap celah ada tujuh puluh ribu peti mati dari api, dan setiap peti berisi tujuh puluh ribu jenis azab”. Ketika Sayyidah Fathimah mendengar semua ini, beliau berseru, “Sesungguhnya orang yang dimasukkan kedalam api ini pasti menemui ajal”. Setelah mengatakan ini beliau pingsan. Ketika siuman, beliau as berkata, “Wahai yang terbaik dari segala mahluk, siapakah yang patut mendapat azab yang seperti itu?” Nabi saw menjawab, “Umatku yang mengikuti hawa nafsunya dan tidak memelihara sholat, dan azab ini tidak seberapa bila dibandingkan dengan azab-azab yang lainya. Setelah mendengar ucapan ini setiap sahabat Nabi saw menangis dan meratap, “Derita perjalanan alam akhirat sangat jauh, sedangkan perbekalan sangat sedikit”. Sementara sebagian lagi menangis dan meratap, “Aduhai seandainya ibuku tidak melahirkanku, maka aku tidak akan mendengar tentang azab ini”, Maha adil Allah, begitu demokratisnya memberikan kebebasan pada manusia untuk memilih.. antara iman & kufur, dengan tanpa ada paksaan ” laa ikrooha fiddin..” Akhirnya pilihan yang kita ambil, mendapatkan konsekuensi adil dari dzat yang maha adil. Jalan menuju sorga berliku nan mendaki tapi saat sampai tujuan, maka akan mendapatkan keindahan yang “tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, tidak dapat dibayangkan oleh hati. Sedangkan jalan menuju neraka, sampai pada kondisi yang mengerikan..

Dikutip Dari: http://www.2lisan.com/tulisan/artikel/7-pintu-neraka/

hiburan coy !!!!

Dunia tawa




Lupa ama tuhan =dosa
Lupa ama ortu = durhaka
Lupa ama teman =biasa
Lupa ama ya2ng = manabisa

Pacar cantik itu logis
Pacar hitam itu manis
Pacar sexsi itu exsotis
Pacar gaK bener takol pake linggis

Manusia jatuh cinta
‘ga aneh’
Kuda makan rumput
‘ga heran’
Monyet bisa pencet tombol hebat
Hasih pencet luar biasa

Anda prustasi? Siap bunuh diri? Segera hubungi kami,kami menyediakan peti mati ukuran apapun/anda tewas kami puas!!!

Pelit=koret,tempat uang = dompet,kenaair=ceret, pencuri =copet,yg baca smz ini monyettttttt

Maaf kami darilayanan telkomsel meminta anda menjah kan wajah anda karna wajah jeleka anda mengganggu pancaran sinyal kami .terima kasih

Liputan hari ini 3 bayi kembar lagi ngobrol di dalam perutibunya
By 1:ntar kalo gua udah gede mau jadi pegawai pln ,gua mau pasang listrik abiz disini gelapbanget sich!
By2: kalau gua mau jad arsitek biar bikin rumah yg luas gax sempit kaya gini
By3: lkalau gua sich mau jadi ditektif guamau nyelidikin siapa bocah gundul yg seringkeluar masuk terus ngeludahinkita pake air lender

7penyyakit orang yg sering miskol
Rejeki sempit,gapunyaduit ,pulsa sedikit, lagi ngirit , dasar pelit, ih amit2,kayadedemit

Kejadiantragis




  Gawat!!! .berita dari madura daging terhumus darah berceceran, daging terset api membara sambilteriak sateeeeee!!!sateeeee!!!!!!!!Sate!!!!!!!!!1

arti santri

 assalammu'alaikum

hai kawan kawan
tau gax si lo!!arti santri?????
arti santri itu sun + three = tiga matahari

jadi bisa di artikan begitu!!!!




ntar dulu  kita belum mengartikan kegunaan matahari.
matahari bukan mol, tetapi pusat tatasurya di galxsy kita ini.
bisa dibilang induk'a para planet loh!!!!!!!!
mungkin tanpa matahari sistem tatasurya di galaxsy kita ini akan menjadi kacau balau,
tidak ada mahluk hidup di tatasurya ini.
nah begitu pula santri.

santri lebih dari matahari karna bisa menerangi 3 kelompok.
tau gax siapa saja yang diterangi santri?????
alah masa gax tau sich!!!!!!!!
oke lah gua kasih tau,yang harus diterangi santri ialah'sebagai berikut:
- agama               =  berkorban demi agama n' slalu mencari ilmu demi kemajuan agama
- masyarakat      = menjalankan visi n' misi agama {dakwah coy!!!}
- keluarga           = mengajak yang makrup keluarga

 kawan kawan!!!
arti santri masich ada loh!!
mau tau gax!!!
sekarang gua kasi tau ma ente semua
santri itu harus seperti mata hari tapi jangan seperti matahari
santri juga harus seperti bulan tapi jangan seperti bulan
siapa yang ngerti??? ayo berikan comen anda

menurut pengetahuan saya, makcud santri di atas ialah
harus seperti matahari = matahari itu selalu memberikan penerangan kepada alam semesta ini n' matahari juga titak pernah meminta imbalan kecuali rido allah ta'al.

jangan seperti matahari = B T W kenapa kita jangan seperti matahari???
karna matahari itu terlalu silau jika kita pandang so... tidak enek untuk dipandang gitulah

selanjut'a....... harus seperti bulan = jika memandang bulan ati kita akan enakan sejuk,tentram,dll(dan lupa lagi)
and jangan seperti bulan = yang' kebiasaan'a hanya meminta penerangan dari matahari
so......kesimpulanya adalah menjadi seorang sentri itu harus memberi dgn suka rela tidak mengharapkan imbalan n' jangan meminta minta .

mungkin itu za yang bisa  gua tuliskan di sini .
by:fix's c' nax Sun3_GauL


wassalammu'alaikum
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. community sun3 gaul - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger